Panggung atau stage bagi seorang presenter adalah tempat untuk berkarya. Namun menaklukan panggung memang bukan perkara mudah. Itu sebabnya dikenal istilah demam panggung, yang berarti nervous atau panik saat menjelang atau ketika berada di atas panggung.
Ada banyak tips dan trik dalam mengatasi demam panggung ini. Secara umum Anda dapat mengatasi masalah ini antara lain dengan cara:
- Berdoa. Bagi Anda yang relijius, Anda dapat berdoa sebelum penampilan Anda. Namun doa baru akan berhasil jika Anda betul-betul percaya dengan kekuatan doa. Percaya Anda sudah mempersiapkan diri dengan baik dan menyerahkan seluruh hasil kepadaNya.
- Cara lainnya adalah dengan diam sejenak, sesaat sebelum tampil. Diam sesaat. Senyum dan berhitung satu sampai tiga sebelum memulai. Cara berhitungnya adalah:
Satu seribu…
Dua seribu….
Tiga seribu….
Langkah ini bisa mengubah kekhawatiran menjadi antusiasme.
- Cara lainnya adalah mengatur napas Anda, dan melakukan latihan pernapasan secara rutin. Khusus untuk latihan pernapasan, saya bahas dalam tulisan tersendiri.
Yang harus Anda ingat, jangan khawatir melakukan kesalahan. Jangan pula meminta maaf atas nervous yang Anda rasakan karena kemungkinan besar audience Anda tidak memperhatikan hal tersebut.
Jam terbang juga akan sangat membantu. Materi dan cara Anda menyampaikannya akan memperlihatkan siapa Anda sebagai seorang presenter serta sebagai seorang manusia. Pengalaman akan membangun kepercayaan diri sebagai kunci Anda menjadi presenter yang menarik.
Efektifkan Bahasa Tubuh
Saat akan tampil di hadapan umum, sangat wajar jika kita merasa stress atau nervous. Namun stress dan nervous ini harus dikendalikan. Anda dapat memulai upaya pengendalian tingkat stress ini di belakang panggung, sebelum acara dimulai. Sesungguhnya, stress jika tidak berlebihan akan membantu penampilan Anda. Membuat penampilan menjadi lebih hidup. Namun jika berlebihan, stress akan berakibat pada bahasa tubuh.
Penampilan yang baik harus ada emosi yang terlibat di dalamnya. Jika tidak, penampilan Anda menjadi datar dan tidak berenergi. Karena itu, sebelum tampil coba kelola emosi dan perasaan Anda. Anda dapat mengevaluasi emosi yang Anda rasakan dengan mengajukan pertanyaan:
- Bagaimana Anda secara personal dan emosional terhubung dengan pesan yang Anda sampaikan?
- Apa yang Anda rasakan menyangkut pesan Anda tersebut?
- Bagaimana Anda ingin audience menerima pesan Anda?
First Impression
Saat pertama masuk ke panggung, masuklah dengan penuh kepercayaan diri. Tetaplah terlihat santai, jangan tegang dan penuh otoritas. Perhatikan posture Anda, tegak dan jangan bungkuk.
Berhentilah di tengah panggung. Sambil tersenyum. Angkat alis Anda secara perlahan lebarkan mata Anda sambil menebar pandangan pada seluruh audience Anda.Bahasa tubuh yang terlihat santai dan terbuka akan memperlihatkan Anda nyaman dan percaya diri. Hal ini sekaligus juga akan menenangkan audience Anda.
Tampilan awal yang penuh percaya diri, merupakan modal yang besar untuk suksesnya penampilan Anda. Awal penampilan yang penuh percaya diri menjadi first impression atau impresi awal yang mengesankan audience.
Sesungguhnya, first impression dapat dilakukan dengan beragam cara. Cara yang unik dan menarik dapat membuat audience tercuri perhatiannya.
Kepercayaan diri juga diperlihatkan oleh Hillary Clinton pada Debat Pertama calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, tanggal 13 Oktober 2015. Pada debat pertama tersebut, Hillary masuk dengan sangat percaya diri, lebih dari calon-calon lainnya. Sikap percaya diri Hillary tersebut dianggap para pengamat membuat Hillary sudah memenangkan debat bahkan sebelum debat dimulai.
Lihatlah juga bagaimana cara Hillary menguasai panggung dan memaksimalkan kekuatan bahasa tubuhnya. Di saat calon-calon lain hanya mampu tegak berdiri, Hillary dengan keyakinan yang tinggi menyapa calon pemilihnya.
Hillary juga terlihat tersenyum lebar. Senyum yang terlihat tulus. Sikap tubuhnya memperlihatkan kepercayaan diri yang tinggi. Ia menguasai panggung dan mendominasi rekan-rekannya yang kebetulan semua adalah laki-laki. Namun demikian, tampilannya tetap terlihat tulus dan tidak sombong. Hasilnya memang ia unggul jauh dari rekan lainnya yang maju dalam pencalonan tersebut.
Postur Tubuh
Postur tubuh harus selalu dijaga selama Anda di atas panggung. Postur yang baik adalah santai tapi tetap terlihat penuh otoritas. Hadapkan selalu tubuh bagian depan Anda ke audience sehingga memperlihatkan sikap terbuka. Lakukan gerakan-gerakan natural. Postur tubuh yang baik akan membantu mengurangi letih dan lelah.
Kontak Mata
Lakukan kontak mata dengan audience Anda. Kontak mata membuat audience lebih cepat percaya pada Anda sehingga pesan yang disampaikan nantinya dapat diserap audience. Tidak mempertahankan kontak mata bisa membuat pesan yang keliru karena bisa dianggap sebagai sinyal Anda tidak ingin berada di situ, Anda tidak terlalu berkomitmen pada pesan yang Anda sampaikan atau bisa mengindikasikan ada yang Anda sembunyikan.
Kontak mata juga akan meningkatkan kualitas interaksi antara mc dengan audience. Kontak mata memiliki efek yang dramatis menyangkut persepsi orang lain terhadap diri kita. Mata manusia menunjukkan pikiran dan perasaan. Kontak mata memperlihatkan atensi dan meningkatkan ikatan.
Gerakan di Atas Panggung
Saat presenter bergerak di atas panggung, maka ia membuat tampilannya menjadi lebih hidup. Audience juga menjadi tidak bosan. Saat menyampaikan point penting Anda dapat maju mendekati audience dan mundur atau menjauh dari audience saat beralih topik. Sebaiknya Anda jangan bergerak saat menyampaikan pesan kunci. Anda harus berhenti dan sampaikan pesan kunci tersebut. Ini bertujuan agar audience Anda tidak teralihkan dengan gerakan Anda sehigga pesan kunci Anda tidak didapat oleh audience Anda.
Menyangkut gerakan presenter di atas panggung ada sebuah formula yang dapat Anda terapkan, yaitu N-O-D-S atau Neutral-Open-Defined-Strong.
Mulailah dengan posisi Netral. Tangan ditaruh di sisi tubuh.Posisi ini memperlihatkan Anda “terbuka” atau “open” terhadap audience Anda sehingga membuat energy dapat mengalir dengan baik.
Jangan membuat terlalu banyak gerakan di atas panggung. Gunakan gerakan tangan yang tegas (defined) sehingga pesan terlihat kuat (strong).
Jangan ragu untuk menggunakan space yang ada karena panggung milik Anda. Bergeraklah ke berbagai penjuru stage karena ini memperlihatkan Anda nyaman berada di bawah sorotan.
Beberapa Catatan Menyangkut Gerakan
- Semua gerakan yang Anda lakukan harus memiliki tujuan. Saat Anda mendekati audience akan tercipta energi positif. Sebaliknya, saat menjauh akan tercipta energi negatif. Arus energi ini harus dimanfaatkan saat mendorong atau mempersuasi audience Anda. Jadi manfaatkan untuk menyampaikan hal yang penting dengan mendekatkan diri kepada audience Anda. Untuk lebih jelasnya, lihatlah gambar di bawah ini:
- Cara pembicara menggunakan space dan waktu di panggung memperlihatkan level otoritas yang dimiliki. Menggunakan sedikit space dan berbicara dengan cepat tidaklah meyakinkan audience. Lebih baik Anda menggunakan space dengan lebar dan bicara perlahan.
- Gerakan tiba-tiba yang dilakukan tubuh bagian bawah, tidak hanya mengganggu tapi juga membuat Anda terlihat tidak yakin yang pada gilirannya akan menghancurkan kredibilitas.
Tangan sebagai Bagian dari Ekspresi
Pembicara dapat menggunakan gerakan tangan untuk memberi penekanan, memperlihatkan perasaan dan juga untuk meyakinkan audience. Biasanya pembicara yang memiliki emosi yang kuat atas apa yang disampaikan, gerakan tanggannya menjadi lebih hidup.
Sebaliknya, jika pembicara tidak menggunakan tangan sebagai bagian dari ekspresinya, seakan memperlihatkan ia tidak tahu mana isu penting karena tidak ada kaitan emosi dengan isu yang disampaikan. Hal ini juga memperlihatkan ia bukanlah komunikator yang baik.
Selama berbicara, cari posisi yang paling nyaman dan sesuai dengan gaya pribadi Anda. Gerakan tangan yang natural juga menjadi sarana mengeluarkan emosi dan energy dari dalam diri Anda, termasuk nerves yang Anda rasakan. Ingat sekali lagi, gerakan tangan adalah bagian dari ekspresi namun jangan jadikan gerakan tangan sebagai pusat perhatian.
Ekspresi Wajah
Wajah manusia adalah bagian sangat penting dalam komunikasi. Ekspresi wajah dapat membuat orang lain mengetahui tentang diri kita. Selain itu, ekspresi wajah dapat memberikan petunjuk mengenai motif yang tersembunyi. Audience seringkali melihat pada wajah pembicara untuk mendapatkan makna pembicaraan.
Sebagai contoh jika Anda melihat gambar 15. Pada gambar itu terlihat Bill & Hillary Clinton saat memberikan pernyataan pers terkait tudingan perselingkuhan Bill Clinton dengan staf magang gedung Putih yang bernama Monica Lewinski. Audience yang melihat pernyataan tersebut cenderung tidak mempercayai pernyataan Bill Clinton yang menyatakan tudingan tersebut tidak benar. Bukan karena ekspresi Bill Clinton, malah karena melihat wajah dari Hillary Clinton yang ikut dalam konprensi pers tersebut.
Sebagian orang terlahir dengan ekspresi wajah yang relative datar. Jika Anda adalah salah satunya, Anda dapat melatih ekspresi wajah Anda. Cermin dan kamera adalah alat-alat yang dapat Anda gunakan untuk melatih ekspresi wajah Anda.
Melatih Ekspresi
Saat berlatih ekspresi, Anda dapat berlatih semua dialog yang akan Anda sampaikan namun tanpa suara dari mulut Anda. Biarkan komunikasi berlangsung dengan medium wajah Anda. Cobalah Anda lihat, apakah ekspresi wajah Anda sudah mencerminkan apa yang Anda katakan? Terutama tentunya menyangkut emosi yang dikandung oleh pernyataan Anda. Jika belum, Anda dapat mengulanginya lagi sehingga Anda dapat menemukan ekspresi yang Anda anggap lebih pas.
Dengan berlatih ekspresi seperti ini, akan mempermudah Anda saat harus mengganti-ganti ekspresi Anda. Hal ini tentu saja sangat dibutuhkan oleh Anda saat membawakan sebuah acara. Mood sebuah acara bisa tidak selalu sama setiap saat.
Misalkan saja saat presenter berita membawakan berita, ada beragam jenis berita yang disampaikan tentu saja dengan beragam emosi serta ekspresi yang dibutuhkan. Anda tentu harus mengubah ekspresi wajah Anda saat membacakan berita sedih, gembira atau bahkan lucu.Perubahan tersebut harus Anda dapat lakukan dalam hitungan detik, sesuai dengan panjang berita yang Anda sampaikan.
Presenter acara hiburan juga harus mampu mengubah-ubah ekspresi wajahnya dengan cepat. Dalam satu episode sebuah acara, ada banyak segmen yang mungkin berbeda mood dan emosi yang ditampilkannya. Misalkan dalam sebuah acara lomba menyanyi, dapat saja ditampilkan sisi kelam atau sedih dari para peserta. Seperti misalnya ada peserta yang berasal dari keluarga tidak mampu. Tentu sang presenter yang pada umumnya akan membawakan acara dengan gembira, sesuai dengan mood acara music yang gembira, akan mengubah ekspresi wajah dan bahasa tubuh lainnya untuk menunjukkan empati pada sang peserta yang kisah sedihnya sedang diangkat tersebut.
Senyum
Senyum merupakan bagian dari ekspresi wajah yang tidak boleh dilupakan. Senyum akan membuat ekspresi positif dan menyenangkan di wajah Anda. Dengan senyum yang menghiasi wajah sang presenter, audience akan lebih mudah membuka diri dan menerima pesan yang Anda sampaikan.
Namun demikian, tentu tidak semua kondisi penampilan presenter disertai senyuman. Saat membawakan situai yang tidak menyenangkan tentu tidak sepatutnya presenter terus menerus memasang senyum di wajah. Meskipun juga, empati tetap bisa disampaikan dengan tetap tersenyum, tapi bukan dengan bentuk senyum lebar sebagai pertAnda gembira.
Ekspresi lainnya adalah suara. Mungkin Anda tidak menyangka bahwa suara adalah bagian dari bahasa tubuh. Anda menunjukkan empati, simpati, sedih atau marah dengan suara yang Anda keluarkan. Intonasi dan nada yang Anda gunakan akan membentuk bahasa tubuh Anda.
Pada kenyataanya, Suara merupakan salah satu komponen bahasa tubuh yang paling efektif. Selain otak dan kemampuan berpikir Anda, otak adalah salah satu instrument komunikasi yang paling fleksibel. Gunakan suara Anda sebagai alat mempengaruhi orang lain.
Pada akhirnya, bahasa tubuh Anda adalah gabungan dari berbagai gerak dan ekspresi yang Anda miliki. Bahasa tubuh yang efektif, sebagai bahasa non verbal, akan sangat membantu penyampaian pesan yang dilakukan secara verbal. Untuk itu sangat perlu dilakukan latihan yang terus menerus sehingga hal ini menjadi bagian integral dari penampilan Anda.
Indriati Yulistiani
Sumber Bacaan:
- Andrew Boyd, Broadcast Journalism: Techniues of Radio & TV News (Oxford: Focal Press, 2000)
- Billy Soemawisastra & Indriati Yulistiani, Modul Training Master of Ceremony (Jakarta: XP Training, 2010)
- Bob Arya, Thirty Second to Air (Iowa: Iowa State University, 2007)
- Carole McKenzie. Guide to Speaking in Public: How to Prepare and Deliver Speeches and Toast for All Occasions (London: Headline Book Publishing, 1994)
- Erwin Parengkuan & Becky Tumewu. Personal Brand-Inc: Rahasia untuk Sukses dan Bertahan di Karir (Jakarta: Gramedia, 2014)
- Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003)
- John Herbert. Journalism in The Digital Age: Theory, and Practice for Broadcast, Print and On-line Media
- Joe Navarro & Marvin Karlins, Ph.D. What Every Body is Saying (New York: William Morrow, 2008)
- Larry King & Bill Gilbert. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Di Mana Saja, translated (Jakarta: Gramedia, 2000)
alamatnya dimana Kak?
Salam kenal Kakak . .Alamatnya di Cluster Graha Pratama U2 No.65 Citra Raya Tangerang Kak, di website ini ada google map nya koq